HIMA-EKSYAR IAI BBC GELAR DIKLAT EKONOMI ISLAM

Indonesia memiliki masyarakat muslim terbanyak dengan tingkat kepadatan penduduk terpadat ke-4 di dunia, sehingga membutuhkan aktivitas ekonomi yang tinggi. Ekonomi syariah merupakan salah satu di antara pilihan yang dapat dijadikan sistem oleh kalangan muslim di Indoensia. Namun demikian, pemahaman dan pengetahuan tentang ekonomi syariah masih rendah. Menurut survey yang telah dilakukan, banyak masyarakat yang masih menganggap bank syariah dan bank konvensional tak ada bedanya.

Di sinilah peran aktivis dan pegiat ekonomi syariah sangat dibutuhkan untuk kemajuan umat muslim di Indonesia. Menjawab hal tersebut Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah (HIMA-EKSYAR) IAI Bunga Bangsa Cirebon mengadakan Diklat Ekonomi Islam (DEI) setiap tahunnya untuk memberi pemahaman tentang sistem ekonomi syariah pada mahasiswa.

Diklat Ekonomi Islam (DEI) Hima-Eksyar IAI BBC merupakan gerbang utama bagi mahasiswa yang ingin mengenal, memahami, dan mengamalkan ekonomi Islam lebih jauh. Diadakannnya DEI ini, dijadikan sebagai sarana mencetak sumber daya manusia yang mengerti dan memahami pentingnya ekonomi syariah.

Pada kegiatan DEI IAI BBC 2021, kali ini mengambil tema “Peran Penting Ekonomi Syariah Sebagai Pondasi Ekonomi Untuk Di Era Society” dilaksanakan pada Minggu, tanggal 04 April 2021. Bertempat di Auditorium bunga bangsa Cirebon yang berlokasi di Jl. Widarasari III, Cirebon dan diikuti oleh mahasiswa prodi ekonomi syariah IAI BBC dan sejumlah tamu undangan dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Acara berjalan dengan hangat dan kondusif serta interaktif antara narasumber dan peserta.

Kegiatan DEI dibuka oleh Dekan FEBI IAI BBC, yaitu Dr. Muhammadun, M.S.I yang dihadiri oleh dua narasumber utama, yakni Dr.(c).Toto Sukarnoto, ME dan Mohammad Ridwan, M.E.Sy. Dekan FEBI menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan basis kegiatan mahasiswa ekonomi syariah untuk mengenal lebih dalam tentang seluk-beluk ekonomi syariah dan aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan transaksi dan muamalah.

Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi mahasiswa semester 2 dengan mahasiswa senior Program Studi Ekonomi Syariah yang dilanjutkan dengan pengenalan organisasi Hima-Eksyar. Sehingga mereka lebih dekat dengan organisasi di prodinya. Harapannya, kegiatan ini menambah wawasan dan pengetahuan untuk mahasiswa. Pungkas Dr. Muhammadun, M.S.I yang akrab disapa Pak Madun ini.

Materi utama DEI dimulai oleh penjelasan Dr. (c). Toto sukarnoto, ME. Dengan mengangkat tema “Pandangan Islam Terhadap Ekonomi”, menjelaskan tentang apa itu ekonomi syariah.  Di dalam ekonomi ada moral dan sosial, ekonomi Islam lebih mengedepankan nilai nilai islam. Yang membedakan bank konvensional dengan bank syariah adalah underline-nya.

“Bank ekonomi syariah atau yang berlabel syariah sudah sesuai dengan transaksi syariat Islam, karena bank syariah atau yang berlabel syariah pasti ada salah satu struktur yang dinamakan Dewan Pengawas Syariah. Berbeda dengan bank konvensional jika produk bank  konvensional  ingin mengajukan produk baru cukup hanya ke otoritas, sedangkan bank syariah harus ada syariah complier

Ekonomi syariah adalah ekonomi solutif dengan tujuan yaitu menjadikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Adapun hal yang harus dipahami yaitu bahwa ekonomi syariah bukan sebagai alat alternatif, melainkan sebagai solutif (solusi). Ia menambahkan alat untuk memahami syariah diperlukan tiga hal dasar yaitu keimanan, moral, dan fiqih.

Di lain kesempatan, M. Ridwan, M.E.Sy menjelaskan tentang asas utama dari Islam adalah akidah, yakni ketauhiidan. Beliau menyampaikan “jika agama Islam diumpakan sebagai suatu ruangan, maka tentu membutuhkan pintu masuk, dan pintu masuk itu adalah syahadat.” Dan beliau menjelaskan pengertian Syumuliyatul Islam yaitu seluruh kesempurnaan dari ajaran agama Islam, tanpa terkecuali ekonomi.

Di penghujung acara banyak peserta yang merasakan dampak positif dari acara ini. Dengan adanya kegiatan ini maka dapat menambah wawasan para audience dan diharapkan ilmu yang disampaikan dapat berguna.

Penulis: Nabila dan Fadila
Editor: Agung Rifat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *